Kita tidak menghendaki mengkonsumsi makanan segar atau olahan yang sudah rusak/busuk/cacat yang dapat membahayakan kesehatan kita. Untuk itu kita membutuhkan pengetahuan tentang karakteristik berbagai komoditas tersebut, sehingga dengan mengetahui karakteristiknya kita dapat menangani dan mengolah dengan baik. Setelah mempelajari materi, semakin paham bukan kalian tentang ruang lingkup komoditas hasil pertanian dan perikanan ?
b. Pengelompokan Komoditas Hasil Pertanian dan Perikanan
Untuk memudahkan dalam mempelajari, menangani, dan mengolah komoditas hasil pertanian dan perikanan sehingga tetap bermutu baik, akan lebih mudah apabila komoditas-komoditas tersebut dikelompokkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
1) Pengelompokan berdasarkan sumber komoditas diperoleh (kelompok bahan nabati dan hewani)
Secara umum hasil pertanian dan perikanan dapat di kelompokkan ke dalam kelompok besar yang biasanya didasarkan pada sumber komoditas tersebut diperoleh/dihasilkan, yaitu kelompok bahan nabati
dan bahan hewani. Bahan nabati merupakan bahan yang diperoleh dan berasal dari tumbuhan misalnya serealia dan kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, rempah-rempah, hasil perkebunan, sedangkan bahan hewani diperoleh dari hewan, bagian-bagian dari hewan atau yang diproduksi oleh hewan tersebut, misalnya: daging, susu, telur, ikan.
Berdasarkan tempat kehidupannya, komoditas-komoditas tersebut diatas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu darat dan perairan. Sebagian besar komoditas yang disebutkan di atas hidup di daratan. Beberapa komoditas yang hidup diperairan cukup banyak yang dapat dimanfaatkan sebagai komoditas pangan seperti berbagai jenis ikan, cumi, kerang dan rumput laut dan lain-lain. Pada dasarnya masih banyak komoditas hasil perairan lainnya yang dapat dieksplorasi untuk dimanfaatkan dalam bidang pangan seperti algae, terumbu karang dan sebagainya.
2) Pengelompokan didasarkan pada karakteristik agronomi, fisiologis, dan gizi Pengelompokan komoditas hasil pertanian dan perikanan juga dapat dilakukan atas dasar pertimbangan beberapa hal seperti: karakteristik agronomis, fisiologis dan gizi.
a) Karakteristik Agronomis
Kelompok pangan yang dipilah berdasarkan karakteristik agronomis, dapat ditelusuri berdasarkan nomenklatur biologi (divisi, kelas, ordo, famili, genus, species, varietas). Biasanya, pengelompokan hasil pertanian secara agronomis didasarkan pada “famili” yang sama. Namun, tidaklah selalu berlaku demikian, sehingga aspek lain yang dapat menjadi pertimbangan adalah berdasarkan bentuk, wujud atau bagian dari suatu tanaman/hewan yang dimanfaatkan. Atas dasar hal tersebut, maka hasil pertanian
tanaman pangan/hewan dikelompokkan lagi sebagai berikut:
- Kelompok Serealia
Cantel, Jawawut, yang sampai saat ini dugunakan untuk pakan (burung). Produk-produk tersebut di atas berupa butiran (bijian), yang bagian terluar adalah kulit biji yang cukup keras, tidak untuk dikonsumsi.
- Kelompok Kacang-kacangan
- Kelompok Umbi-umbian
pengelompokannya yaitu: jahe, kencur/cikur, temulawak, lengkuas/laos dan sejenisnya. Komoditas tersebut bisa dikatakan sebagai kelompok tanaman obat, kelompok sayuran atau kemlompok umbi-umbian.
- Kelompok Sayuran
bagian tamanan tertentu dimanfaatkan untuk sayur. Bagian
tanaman yang dimanfaatkan antara lain adalah : umbi akar, umbi
batang, bagian batang, bagian daun, atau bagian buahnya. Sifat
dominan dari kelompok pangan ini adalah cepat mengalami
penurunan mutu bahkan rusak. Penyimpanan pada suhu rendah
merupakan cara agar penurunan mutu dapat diperlambat.
Bawang merah, kentang, kangkung, kubis, wortel, buncis, tomat,
labu, waluh, seledri merupakan beberapa contoh kelompok
sayuran.
- Kelompok Buah-buahan
digunakan sebagai hidangan penutup makan. Buahnya
dikonsumsi dalam bentuk segar (masak), atau digoreng/direbus
terlebih dahulu misalnya pada jenis pisang tertentu. Beberapa
contoh kelompok ini adalah: mangga pisang, sirsak, jambu, dan
masih banyak lagi. Seperti halnya sayuran, kelompok pangan ini
banyak juga yang cepat mengalami penurunan mutu.
- Kelompok Hasil Ikan
paya, dan ikan air asin atau ikan laut. Ketiga jenis ikan tersebut
dibedakan secara agronomis karena lingkungan tempat
hidupnya. Perbedaan tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri yang
terdapat pada ikan itu sendiri. Beberapa faktor pembeda pada
ikan antara lain adalah sisik, bentuk tubuh, dan sirip ikan. Udang
termasuk kelompok ikan. Sifat utama dari kelompok ikan adalah
cepat mengalami kerusakan yang ditandai dengan bau busuk.
- Kelompok Hasil Ternak (Daging, Susu dan Telur)
b) Karakteristik Fisiologis
Pengelompokan komoditas pertanian pangan berdasarkan karakteristik fisiologis adalah cara yang didasarkan pada ketahanan atau daya simpan suatu komoditas. Secara fisiologis, suatu pangan
dapat pula berpengaruh terhadap kesegaran atau tegangan syaraf manusia (efek segar). Pengelompokan berdasarkan mudah atau tidaknya pangan tersebut mengalami kerusakan dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu pangan cepat rusak (perishable), agak cepat rusak (semi perisahble), dan pangan tahan lama (non perishable).
Sedangkan bahan pangan yang memiliki efek fisiologis dengan mempengaruhi kesegaran atau ketegangan syaraf manusia atau biasa dikenal dengan bahan penyegar, akan dibahas tersendiri.
- Non perishable (tahan lama): Merupakan produk pertanian
pengolahan.
- Proses blanching, brining yang kemudian disusul proses
freezing atau proses sterilisasi.
- Proses salting.
- Proses fermentasi umpama sauerkraut, pickles dll. 23
- Proses radiasi.
- Proses pengawetan secara kimiawi.
- Proses pengasapan.
- Proses pengawetan dengan gula (manisan).
- Proses pengeringan dengan matahari atau dryer.
- Semi perishable (agak cepat rusak): Walaupun dipanen segar
memiliki daya tahan relatif lama terhadap kerusakan, misalnya
kentang, ubi jalar, apel yang berkulit tebal, kelapa dengan syarat
kulit buahnya tidak mudah mengalami kerusakan mekanis.
- Perishable (cepat rusak): Hampir semua produk buah dan sayur
rusak.
Ciri-ciri buah dan sayur kelompok perishable :
- Kandungan nutrisi tinggi
- Kadar air tinggi
- Voluminous
- Tekstur lunak, mudah mengalami kerusakan mekanis.
- Iklim tropika relatif panas, sehingga respirasi dan proses
enzimatik pasca panen tinggi (mempercepat senesensi).
- Kesusutan bobot tinggi.
- Kesusutan kualitas tinggi akibat kontaminasi mikroba,
kerusakan mekanis, senesensi. Menyebabkan nilai gizi turun,
kenampakan, rasa dan tekstur rendah.
Cepat atau tidaknya suatu bahan pangan mengalami kerusakan, biasanya sangat dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat pada bahan pangan tersebut. Semakin tinggi kandungan airnya, semakin
cepat mengalami kerusakan. Bahan pangan yang mempunyai pengaruh terhadap tegangan syaraf, disebabkan oleh adanya 24 senyawa alkaloid atau senyawa polifenol seperti thein, kafein, dan
lain-lain. Sayuran dan buah-buahan segar memiliki kandungan air yang tinggi (> 70%). Kondisi ini akan mempengaruhi kecepatan aktivitas enzimatis, dan dapat menjadi media pertumbuhan
mikrobia yang baik.
Kontaminasi dengan mikrobia akan mempercepat proses kerusakan, terlebih apabila kondisi lingkungan
tidak dikendalikan atau disimpan pada ruang bersuhu rendah atau pada kelembaban yang rendah. Pada biji-bijian atau bahan pangan lain yang memiliki kadar air yang rendah pada umumnya akan
lambat mengalami kerusakan. Untuk pangan hewani segar, akan cepat sekali mengalami kerusakan karena mengandung komponen-komponen kimia (terutama yang terdapat dalam darah hewan
seperti haemoglobin) yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba.
c) Karakteristik Gizi
Bagaimanapun juga, setiap pangan yang dikonsumsi manusia akan dimanfaatkan beberapa komponen kimia yang terdapat di dalam pangan tersebut, yang dikenal sebagai zat gizi. Ada 6 (enam) zat gizi
yang berasal dari pangan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Senyawa karbohidrat, protein dan lemak dapat menghasilkan enersi atau tenaga yang dibutuhkan untuk aktivitas manusia.
Kelebihan pangan yang telah dikonsumsi akan disimpan kembali oleh tubuh dalam bentuk glokogen, sel-sel atau jaringan, atau disimpan sebagai lemak tubuh.
Senyawa protein berperan pula sebagai pembangun dan memperbaiki jaringan yang rusak. Vitamin dan mineral berperan sebagai zat pengatur proses metabolisme di dalam tubuh.
Kekurangan akan suatu jenis vitamin atau mineral tertentu akan mengakibatkan tergangguna kesehatan seseorang. Sedangkan air berperan sebagai medium universal, yang akan mengkondisikan berbagai proses pencernaan dan penyerapan serta metabolisme di dalam tubuh. Ke enam zat gizi tersebut terdapat dalam setiap bahan pangan dalam jumlah tertentu. Ada yang terdapat dalam jumlah
besar, ada pula yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau sangat kecil.
Berdasarkan kandungan zat gizi tersebut maka pangan atau hasil pertanian pangan dikelompokkan menjadi: pangan sumber kalori, pangan sumber protein, pangan sumber vitamin dan mineral. Pangan sumber kalori terdapat pada serealia dan ubi- ubian, pangan sumber protein terdapat pada kacang-kacangan dan hasil hewani, pangan sumber lemak/minyak terdapat pada beberapa jenis kacang- kacangan, kelapa, kelapa sawit, jagung, dan pangan sumber vitamin dan mineral banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan.
Untuk mengetahui suatu pangan termasuk kelompok tertentu dapat dilakukan melalui proses pengolahan tertentu atau analisis kimia secara laboratoris. Zat pati sebagai salah satu jenis karbohidrat
dapat diperoleh dari proses ekstraksi bahan pangan tertentu misalnya pati singkong (tapioka).
Senyawa protein dapat diperoleh dari pencucian adonan terigu yang berasal dari biji gandum, minyak dapat diperoleh dari ekstraksi daging buah kelapa, jumlah atau kandungan vitamin dan mineral dapat diperoleh melalui analisis kimia secara laboratoris.
No comments:
Post a Comment